Sabtu, 11 April 2009

Komen Poligami

Menanggapi pendapat sdr valentine. Saya menghargai pemikiran anda, tp saya sangat tidak setuju apabila anda lebih memperbolehkan free sex dibandingkan dengan poligami. saya sendiri termasuk orang yang tidak setuju (keberatan) dengan praktek poligami, akan tetapi saya meyakini kalo perintah polgami itu ada secara tertulis dalam al-quran dan perintah itu langsung datang dari sang pencipta yang disampaikan dalam kitab suci al-quran. kitab yang saya yakini (sebelumnya saya mohon maaf apabila keyakinan anda berbeda dengan saya). Poligami pun baru bisa dilaksanakan dengan persyaratan yang tidak mudah, dalam hal ini harus mendapatkan izin dari sang istri. buat saya praktek poligami lebih mulia di mata sang pencipta karena ada dasar hukum secara agama dan hukum negara (walo sebagian masyarakat indonesia belum bisa menerima praktek poligami) dibandingkan dengan praktek seks bebas (free sex) yang kotor dan lemah dasar hukumnya apabila diliat dari norma agama manapun dan norma sosial. Dan jika kita mau menyadari praktek seks bebas sangatlah beresiko memunculkan berbagai macam penyakit, dan buat anda laki2 atau wanita yang sudah memiliki pasangan yang syah melakukan praktek seks bebas berarti anda sudah menodai sucinya ikatan pernikahan juga menyakiti pasangan anda. Buat saya Seks bebas sama dengan perilaku Binatang yang tidak memiliki norma sosial dan juga akal. Membebaskan praktek seks bebas sama dengan menganggap manusia = binatang. sekian pendapat dari saya semoga menjadi pencerahan bagi siapa pun.

Posted by FANNY RISMANSYAH on 02/10 at 03:22 PM

buat mas valentino. udah tahu kan free sex ma drugs bawa HIV. apa kita ga sebaiknya konservatif.

Posted by john on 08/29 at 01:24 AM

Mau satu ataupun sampai empat juga gpp, yang penting pola pikir masyarakat indonesia harus berubah, jangan hanya mementingkan kepentingan pribadi, mari kita majukan NKRI tercinta ini bersama-sama, seperti yang pernah diperjuangakan oleh para pahlawan bangsa yang terkadang atau bahkan sering kita lupkana jasa-jasanya terhadap kelangsungan hidup kita di negara yang telah mereka perjuangkan ini…

Posted by Indonesia Raya on 08/28 at 11:59 AM

POLIGAMI & MONOGAMI
Sayang sekali, ketika Bung Ulil menyoroti faktor motif berpoligami, beliau hanya terpaku pada motif erotis sehingga diciptakan citra bahwa pria pelaku poligami itu pasti bertujuan memuaskan hawa nafsu seks setiap kali melihat wanita lain. Ini menunjukkan kurangnya riset sosial terhadap praktek poligami dan terburu-buru menarik kesimpulan hanya melalui perenungan pribadi. Keyakinannya bahwa perkawinan ideal menurut Islam adalah monogami pun menggambarkan keterpakuannya pada perasaan pribadi. Islam menetapkan monogami dan poligami sebagai pola perkawinan yang sama-sama syah bila memenuhi syarat-syarat tertentu. Pemaksaan pola monogami sama buruknya dengan pembiaran pola poligami.
Liberalisasi Islam jangan sampai memakan Islam, tetapi justru dia harus dapat menghidupkan kembali atau merevitalisasi Islam. Kecenderungan menciptakan keseragaman pola hidup dan pola pikir akan merupakan penghianatan terhadap pemikiran liberal itu sendiri, sehingga pada gilirannya nanti aliran liberal ini akan jadi demagog baru yang memaksakan dogma baru. Liberalisasi Islam justru dituntut menciptakan perangkat yang sesuai dengan jaman untuk menafsirkan dan mengamalkan prinsip-prinsip hukum yang sudah jadi dalam Quran, bukan untuk merubah substansi ayat itu sendiri.
Keabsyahan monogami dan poligami sudah jelas dalam Alquran. Yang belum jelas adalah definisi “adil” yang merupakan syarat utama poligami itu sendiri. Konsep “adil” inilah yang harus terus-menerus ditafsirkan penjabarannya sesuai dengan kondisi jaman. Kondisi jamanlah yang akan mempengaruhi keketatan dan kelonggaran batasan “adil” ini. Semakin ketat batasan “adil”, maka semakin sedikit kasus poligami, dan sebaliknya, semakin longgar batasan “adil”, semakin banyak kasus poligami. Penjabaran “adil” ini harus dituangkan dalam perundang-undangan yang mengatur perkawinan. Situasi ini akan beragam di berbagai tempat dan jaman sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi, dan bahkan politik selama dunia ini berputar. Dengan cara ini, Islam bergerak dengan dinamis tanpa meninggalkan keaslian Islam itu sendiri.
Kita memerlukan pranata hukum dan pranata sosial yang dapat lebih sungguh-sungguh menangani praktek perkawinan. Misalnya, diperundangkanlah bahwa pelaku poligami harus terlebih dahulu mengajukan proposal ke pengadilan. Untuk mengesyahkan proposal tersebut, selain pranata hukum, diperlukan juga pranata sosial untuk meneliti suatu rencana atau proposal poligami. Pranata inilah yang akan memagari dan mengawasi praktek poligami sejak masih dalam perencanaan sampai pelaksanaannya, sebagaimana di Amerika pranata ini memagari dan mengawasi kasus kekerasan dalam rumah tangga dan hak perwalian anak. Pada akhirnya, berdasarkan hasil riset yang diadakan oleh petugas sosial (sebagai bagian dari pranata sosial) yang diberi wewenang oleh pemerintah, maka hakim (sebagai bagian dari pranata hukum) dapat mengambil vonis tentang boleh atau tidaknya seseorang berpoligami. Vonis hakim ini tentunya berkekuatan hukum, sehingga pria yang melanggarnya akan diancam dengan tindakan hukum.
Di dalam kandungan konsep “adil” yang harus dituangkan dalam suatu perundang-undangan, harus tercantum rincian syarat bagi terpenuhinya proposal poligami, menyangkut segi motivasi dan kondisi fisik, psikologis, ekonomi, sosial dan politik dari empat tokoh utama dalam lingkaran keluarga pelaku poligami, yaitu pria yang akan berpoligami, wanita yang akan dimadu, wanita yang akan jadi isteri muda, dan anak-anak yang ada dalam perkawinan terdahulu dan kemudian.
Patutlah kita mengharap dengan penuh keyakinan bahwa bila praktek poligami ini diatur dengan cara konsisten dan konsekwen terhadap hukum yang mendasarinya, maka akan banyak proposal poligami yang ditolak hakim. Dengan demikian praktek poligami ini akan menyusut atau bahkan hilang dengan sendirinya tanpa harus menghapus substansi ayat Quran itu sendiri.
Ya Allah, ampunilah hambamu ini bila pemikiran ini melahirkan ijtihad yang salah.

Posted by Cepot Ranawijaya on 08/22 at 02:10 AM

saya ingin berkomentar. maaf kalau bahasa saya yang mungkin nanti menjurus kasar, karena saya masih muda, masih kuliah. hehehe. buat pras s, terimakasih sebanyak2nya buat data anda. berkurang satu alasan buat para pria SUCKS buat poligami. sekarang tolong ikuti dulu tulisan saya ini. sebelumnya, sejak awal saya ingin bersuara “SAY NO TO POLIGAMI”. kalau saya jadi presiden atau semacam aktivis, saya akan menempatkan “SAY NO TO POLIGAMI” di urutan pertama, jauh di atas “SAY NO TO DRUGS”, “SAY NO TO FREE SEX”, dan “SAY NO TO HOMOSEX/LESBIAN”. heran?? ya, saya mengerti kalau anda semua heran. malah saya yang akan heran kalau anda semua tidak heran. pemikiran saya sangat simpel, begitu simpel. pertama, Drugs, bagaimanapun, dikonsumsi seseorang ATAS DASAR KEINGINAN SENDIRI. saya SANGAT JARANG menjumpai orang yang dipaksa ngedrugs. biasanya dia coba-coba, atau mungkin tidak tahu bahaya narkoba?? bisa jadi. kedua, Free sex? saya cenderung mendukung free sex daripada poligami. kaget?? bukan mental terjajah barat atau apa, gini ya. free sex, bagaimanapun (lagi) didasari keinginan natural si pria dan wanita. seorang pria menjalani hubungan one night stand dengan wanita2 berbeda tiap malam. sah?? sah!! si pria ok, wanita ok. tidak ada wanita yang disakiti atau protes dalam kasus ini. sekarang sebaliknya. seorang wanita menjalani hubungan one night stand dengan pria berbeda setiap malam. sah?? sah!! tidak ada pria yang disakiti dan BERHAK protes dalam kasus ini. yang berhak melarang cuma orang tua mereka. ketiga, homo/lesbi. yah, sama lah. ini juga atas dasar keinginan mereka koq. sekali lagi, GA ADA PEMAKSAAN ATAU PIHAK YANG TERSAKITI DAN TERTINDAS dalam kasus ini. sekarang, poligami. seorang pria mau poligami. sah?? mau ga mau harus sah. kan di islam katanya istri yang mengijinkan suaminya poligami akan masuk surga (berat teuing syarat masuk surga eui). istri seolah harus menerima suaminya direbut KUNTILANAK (sorry ya, tapi menurut saya, istri kedua/ketiga/dst = PELACUR = perebut suami orang = DEVIL = LUCIFER’s ANGELS). coba sebaliknya, seorang wanita mau poliandri. sah?? suaminya akan berbuat apapun agar itu tidak sah. walaupun harus mengarungi 7 lautan 7 samudera mendaki gunung lewati lembah sampai mau mampus, pasti akan dijalani agar itu tidak kesampaian. kenapa? karena laki2 itu SEBAGIAN BESAR EGOIS!! sudah paham maksud saya sekarang kenapa saya lebih cenderung memberantas poligami daripada free sex dan drugs? kita lihat dari sudut kesetaraan gender, dimana sekarang orang2 yang ga nerima persamaan derajat pria dan wanita lebih baik mati atau kelaut aja temenan sama setan. dalam narkoba atau free sex, yang notabene kesenangan semu belaka, pria dan wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk “SENANG”, suatu hal yang sebaiknya dilupakan jauh2 dalam kasus poligami. ok! ga usah alasan2 pria nafsunya tidak pernah habis!! heloo, wanita juga manusia, makhluk hidup!! wanita juga punya gairah dan nafsu sex!! wanita ga ngesex cuma buat muasin pria atau punya anak doang!! ga usah juga alasan2 memenuhi perintah ALLAH buat memenuhi bumi dengan menghasilkan anak2 muslim. tolooongg!! kurang penuh apa bumi kita ini?? buktiin mars atau jupiter bisa dihuni baru deh ngomong gini. jangan juga alasan2 perbandingan jumlah wanita dan pria yang ga seimbang. data dari yth pras s udah menjawab segalanya. buat sdr Iswar, sok tau banget lo!! justru yang mendukung poligami lah yang ga dewasa dan patut disamakan dengan anak kecil yang percaya superman. naif!! mereka begitu percaya kalau poligami asal bener ngejalaninnya pasti mendatangkan kesenangan. bullshit!! sucks!! ngibul gede!! anda mau dimadu?? dipoliandri sama istri anda?? truz kalo ga mau anda terima dibilang ga dewasa?? ask to u’r heart, dan itu udah menjawab segalanya. so, gimana tanggapan anda semua buat tulisan saya?? apakah sekarang udah setuju untuk menentang poligami di urutan pertama?? atau malah jadi menentang saya?? ah, sabodo teuing. emang gue pikirin!!

Tidak ada komentar: